tenggelam dalam diam bukanlah pengalaman yang patut dirisaukan
toh ia tak lebih dari mengulang perjalanan panjang tanpa sentuhan
seperti detak jantung dan hela nafas yang tlah terbiasa mengiring keindahan
saat ia melintas sebagai bayangan bak lambaian kekasih di kejauhan
tiada suara atau sapa, hanya seulas senyum tipis di sudut bibir samar-samar rekah
kawan, bersamamu kunikmati kata-kata yang memotret mejikuhibingu wajah sejarah
bersamamu kusyukuri indahnya berbagi mimpi-mimpi
tentang dunia baru yang mungkin lahir di keesokan hari
namun apalah arti semua ini, kawan, jika hanya untuk sekedar meludah di kehampaan
maka teriakkanlah di riuhnya domba-domba telanjang
yang sibuk memamah ilalang di padang penggembalaan
perbedaan apa yang sesungguhnya tengah kita tawarkan
perubahan apa yang sejatinya tengah kita perjuangkan
usai segala yang sempat terlampaui oleh langkah
kawan, memang apalagi yang kita cari?
di sisa usia yang belum sempat terjarah oleh senja
kawan, memang apalagi yang kita cari?
menjadi hantu-hantu gentayangan
yang melihat tanpa berharap terlihat
yang memikirkan tanpa berharap terpikirkan
yang merindu tanpa berharap dirindukan
yang mencinta tanpa berharap dicintai
kawan, persaksikanlah!
Tuhan menertawai kita