apa yang kaupercaya? apa yang kauimani?
pada titik itulah duniamu berotasi menjalani takdirnya
pada titik itulah garis cahaya membingkai lukisanmu tentang surga dan neraka
pada titik itulah ampunan dan kemurkaan Tuhan menemukan ujudnya
pada titik itulah hidupmu menemukan kemapanan yang mengandaikan kebosanan akan petualangan
titik dimana kejalangan kauantar dengan salam perpisahan
entah atas nama kedewasaan
atas nama ketaatan
atas nama kesalehan
atas nama keharmonisan
atas nama kedamaian
atas nama kebahagiaan
atas nama kesejatian
atau mungkin juga, atas nama cinta
kasih, apa yang kaupercayai? apa yang kauimani?
jawablah! biar binatang ini tahu bagaimana harus berkata kepada manusia
jujurlah! biar binatang ini tahu bagaimana bersikap dan berlaku dengan semestinya
seperti detak jantung yang memburu saat bercumbu
atau sepasang mata yang mengatup diam mengurai kelelahan
lekuk tubuh yang basah oleh peluh takkan pernah berdusta soal tergenapinya nafsu
kasih, jujurlah pada diri sendiri! jujurlah untuk menjadi diri sendiri!
memang apalagi yang lebih pantas untuk dimenangkan di kefanaan ini?
seperti desahan yang takkan mampu kaunikmati selama ditahan
maka bebaskanlah ia ke habitat asalnya menjadi udara
terbanglah! dan saksikan! betapa indahnya dunia ini tanpa kepalsuan
kasih, kunamai titik itu dengan sebutan cinta
sederhana, namun bagi binatang jalang sepertiku ia adalah keagungan
karena pada titik itulah kusaksikan keindahan
karena pada titik itulah kusaksikan wajah Tuhan
kasih, apa yang kaupercayai? apa yang kauimani?