rumitnya mengurai kata
melemparku pada sebuah tanya
mengapa?
tatkala otak dipaksa berpeluh sesak
kesahnya menjelma menjadi sanjak
irama alam mencari keseimbangan
jangan diabaikan
apalagi dibungkam
inilah titian kebahagiaan
seperti anak-anak kecil yang tengah tertawa keasyikan
bermain lompat tali bersama-sama di halaman
berayun berputar-putar di antara dua kutub berhadapan
bukan berpisah
tapi justru terhubung dan menyatu dalam satu jiwa
meski tak berdiri di atas titik yang sama
mereka saling memandang
saling tersenyum
saling memaklumi
saling menginsyafi
dan akhirnya saling menangisi
ya, inilah kehidupan dunia
keindahannya acapkali baru bisa dicecap hanya oleh sukma
wahai Penyaksi
wahai Sang Pencipta Permainan
tersenyumlah Engkau atas bidak-bidakmu yang terpapar rintihan
hendak kemana hati ini kaulemparkan?