by Nyong ETIS

BERANDA   -    BILIK BACA   -    RUANG ISTIRAH   -    TELAGA SUNYI   -    NEGERI DI ATAS AWAN

BISIKAN LANGIT

Syahadat Bertanya

Apakah engkau seorang saksi? Apakah engkau seorang penyaksi? Ataukah engkau hanya seorang pendusta yang mengaku-aku tahu, padahal belum ada yang pernah engkau lihat, dengar, atau rasakan? Bagaimana engkau akan menjadi saksi sementara engkau tidak tahu, tidak ada yang bisa engkau persaksikan? Apakah engkau akan mengaku melihat padahal matamu itu buta? Apakah engkau akan mengaku mendengar padahal telingamu itu tuli? Apakah engkau akan mengaku merasakannya padahal inderamu itu sudah mati rasa? Sungguh, tidak sama antara mereka yang bisa melihat dan yang tidak. Berbeda antara mereka yang bisa mendengar dan merasakan dengan yang tidak. Jangan menjadi pendusta, karena Tuhan sangat membencinya. Apakah engkau seorang penyaksi? Bercerminlah, apa yang kausaksikan?

Kefanaan Bermimpi

Yang tak ditakdirkan bertemu dan bersatu di kefanaan ini, atas kehendak dan izin-Nya bisa terjadi di keabadian nanti. Sungguh, kesabaran dan ketabahan di dunia ini jauh lebih bisa memelihara kehormatan daripada memaksakan kemenangan untuk segera menguasai dan memiliki sesuatu yang begitu sangat dicintai dan diimpikan. Tidak cukupkah dengan apa yang sudah Tuhan bagi kepada para hamba-Nya? Ketahuilah, Tuhan mungkin akan memberi sesuai dengan keinginan hamba, tetapi tidak selalu itu berarti Dia meridhainya. Bijaklah dalam membuat pilihan. Bijaklah dengan apa yang engkau inginkan. Bersabarlah. Semua ada saatnya. Jalanilah sisa hidup di alam fana ini dengan penuh ketabahan dan rasa lapang dada.

Syukur Bersenandung

Dengan segala ritual mereka berpayah mendekatkan diri kepada Tuhannya. Akankah ketika hati membisik bahwa mereka sudah cukup dekat dengan Tuhan, bibir yang biasa berdzikir berubah menjadi fasih mencibir? Akankah mata yang biasa basah dengan airmata berubah menjadi mudah memicing memandang rendah sesama? Ingatlah, hanya Tuhan yang mengetahui rahasianya, siapa di antara para hamba yang akan kembali pulang sebagai juara. Ingatlah, bahwa tiap insan sudah diberi tangguh dalam hidupnya di kefanaan ini untuk mencari jalan keselamatan hingga ajal menjelang, tak dilebih tak dikurangkan. Adakalanya perjalanan itu singkat, tapi tak jarang ada yang membutuhkan waktu panjang bahkan hingga di detik-detik akhir kematian datang. Maka janganlah mendahului kehendak Tuhan. Insyaf dirilah, jangan melampaui batas. Termasuk ucapan, sikap, dan tindakan yang bisa dimaknai membatasi kedalaman cinta dan keluasan kasih sayang Tuhan kepada para hamba-Nya yang takkan terukur akal dan hati manusia. Kenalilah, bahwa getaran akal dan bisikan hati yang memuji diri sendiri sebagai yang benar, yang baik, yang terpilih, yang terselamatkan, amat rentan membungkus kesombongan dan ketidaktahuan diri yang fatal, dan itu jelas bukanlah kesalehan atau ketaatan. Cinta dan kasih sayang Tuhan meresapi kehidupan tanpa terkecuali. Tajamkanlah penglihatan, niscaya dalam diri dan kehidupan mereka yang bahkan saat ini dipandang masih alpa, masih lalai, masih abai, masih membangkang, ada pintu-pintu cinta dan kasih sayang Tuhan yang selalu terbuka dan menebar salam. Jangan mencibir siapapun. Jangan memandang rendah siapapun. Bersyukurlah. Dan bersyukurlah.

Rahasia Menyapa

[...] Inilah garis lurus. Jalan cinta. Jalan kelanggengan. Jumbuhnya islam, iman, dan ihsan. Leburnya purwa rupa dan nama. Hakikat al-Fatihah. Altar suci Sang Maha Indah. Maka resapkanlah meski hanya dalam hati dan pikiran sunyi. Jangan menambahi fitnah di keriuhan hidup ini. Ingatlah, semua tak semudah yang dikatakan, maka mintalah keteguhan. Sungguh, bagi pecinta sejati, tiada yang perlu ditakutkan atau dikhawatirkan. Jangan bersedih, tersenyumlah meniti garis pasti.

Sapen - Yogya, 25-01- 2012

Duhai Yang Maha Cinta, duhai Yang Maha Indah, hamba-Mu mengaminkan. Di altar-Mu, budak cinta hanya bisa runduk utuh. Dan syukurku hanya kepada-Mu mengakhiri lampah ini, seraya meniti sisa hari yang memang sudah sepatutnya untuk digenapi. Ing dalem manah, ngawula estu, surya ratri tan pegat. Matur nuwun, Gusti. Matur nuwun.