ditemani sebatang Cadbury
ujung penaku mengajak kembali menari
merayakan cinta dan kebahagiaan
yang entah, terus saja bernyanyi sejak siang hari tadi
padahal ketika pagi menjelang, aku sudah berjanji
tidak akan, tidak akan menulis puisi lagi
karena setiap kali tinta itu tumpah menorehkan kata
yang terlahir justru lukisan abstrak sebuah wajah
yang bila kubaca, selalu saja membuatku marah
pada kenyataan
pada ketidakberdayaan
jeritan terlarang dari kekaguman bawah sadar yang sengaja diredam
dan sembari mendengar rintihan Layla-Majnun dalam cabikan gitar seorang sobat lama
Miss Cadbury perlahan hadir dengan pesona surgawi yang menyihir sukma seraya berkata:
"love works in a delicious way, just like the joy of a chocolate ..."
hmm kalau saja bisa, batinku meracau, benar-benar sudah kulumat seperti coklat!
