by Nyong ETIS

BERANDA   -    BILIK BACA   -    RUANG ISTIRAH   -    TELAGA SUNYI   -    NEGERI DI ATAS AWAN

Pernikahan Hati

Di hamparan stepa berujung horison langit Andromeda yang berwarna merah, seekor demit jantan tengah menatap sepasang manik mata demit betina yang berdiri di hadapannya. Sembari menggenggam jemari tangan kanan demit betina itu, sang demit jantan mulai melafalkan kata hatinya:
“Duhai Demit Betinaku yang cantik. Cincin hatiku. Rahasia terbesar dalam hidupku. Di altar-cinta ini, tempat terindah di belantara alam semesta. Di hadapan Tuhan, disaksikan oleh Tuhan. Yang mencipta kehidupan. Yang mencipta keindahan. Yang mencipta kepingan-kepingan hati, untuk bahagia dalam penyatuan secara berpasang-pasangan. Hari ini, aku, demit jantanmu yang cakep, meminta hatimu, untuk menjadi pendamping hidup bagi sekeping hati yang dititipkan Tuhan untukku ini. Tiada yang bisa kuberikan sebagai mahar untuk menandai ikatan suci ini, kecuali setangkup doa hanya kepada-Nya.”



Duhai Tuhan kami, di atas segala hukum-hukum yang Kautetapkan untuk seluruh makhluk-Mu. Atas nama-Mu, Yang Maha Cinta, Yang Maha Kasih, Yang Maha Rahmah, Yang Maha Rahim. Kami memohon hanya kepada-Mu, Tuhan. Ijinkanlah kami bahagia, dengan cara-Mu yang terindah, di dunia ini hingga di kehidupan yang abadi. Peliharakanlah kehormatan kami. Jadikanlah ikatan hati di antara kami ini, sebagai kemulyaan yang Engkau Ridlai. Selamatkanlah kami Tuhan dalam naungan cinta dan kasih-Mu. Ampunilah segala dosa dan salah yang sempat menjarah rasa dan langkah hidup kami. Beningkanlah hati dan hidup kami. Tenteramkanlah hati dan hidup kami. Selamatkanlah hati dan hidup kami. Dan ijinkanlah kami menyatu dan mengabadi, dalam ikatan yang kami persaksikan hanya kepada-Mu.

Ya Tuhan kami, restuilah persatuan dan penyatuan dua kepingan hati ini, sebagai sepasang suami-isteri.

“Duhai Demit Betinaku yang cantik, bersediakah engkau menerimaku sebagai suami bagi sekeping hatimu?”