guru, engkau bertanya
siapa peziarah?
jawabku, ia seorang penari
meski selalu saja merasa sendiri
tiap kali menemani sepi
guru, engkau tertawa?
sungguh, iapun selalu saja tertawa
meski dengan lelehan airmata di kedua pipinya
guru, kuingin jadi peziarah
yang menari dengan tari-tarian paling jalang
hingga burdahku seluruhnya tanggal
bersimpuh telanjang di hadapan Tuhan
guru, mari menari denganku
mari telanjang bersamaku
berziarah ke altar langit ketujuh