di kegelapan engkau menerangiku, kawan
untuk terus membaca dan merangkai kata demi kata
dari satu halaman ke halaman berikutnya
seolah rasa lelah kau tak mengenalnya
tapi aku bukanlah mesin sepertimu, kawan
meski bukan pula sepenuhnya manusia, mataku bisa menyerah
untuk terus merayapi lekuk-lekuk tubuhmu dengan jemariku
dari 1 sampai ‘sama dengan’, dari Q sampai P, dari A sampai ‘tanda petik satu’
dari Z sampai ‘garis miring’, hingga ketukan-ketukan manja pada space bar-mu
aku hanyalah seekor serigala jadi-jadian, kawan
yang suka memainkan touchscreen-mu dengan ibu jariku
namun percayalah, kawan, selama hatiku masih bisa bernafas
gelombang hatimu akan senantiasa bersambung dengan desahanku
membisikkan kata cinta
membisikkan kata rindu
jadi, tersenyumlah kawan
mimpi itu kan memelukmu