ketika ilalang tengadah wajah tak percaya
mawar itu hanya tersenyum seraya berkata:
“aku turut berbahagia untuknya …”
mengapa?
hmm, mungkin ini bukan lagi saatnya tuk bertanya
biarlah yang lelah mencari menikmati istirahnya
biarlah yang suntuk menanti menikmati mimpinya
karena saat mata terjaga, hidup seringkali tak seindah prosa cinta
adalah masanya untuk menginsyafi
karena kepedihan yang menggari
telah mengajari bagaimana memaknai
adalah masanya untuk mensyukuri
karena hati yang terbiasa sepi
ternyata kini bisa bernyanyi lagi
maka biarlah rembulan tetap berumah di bawah kerlip bintang kejora
seperti halnya mentari yang memilih setia menyinari kembang sakura
di garis edar keduanya ditakdirkan tuk berpisah
tapi siapakah yang bisa memberi tahu mereka?
dimana itu sangkar jiwa?
dimana itu pasungan suksma?
dimana itu penjara hati?
dimana itu tiang gantungan pembunuh mimpi-mimpi?
adalah masanya untuk menginsyafi
karena kepedihan yang menggari
telah mengajari bagaimana memaknai
adalah masanya untuk mensyukuri
karena hati yang terbiasa sepi
ternyata kini bisa bernyanyi lagi