kepada jiwa-jiwa yang tersesat dalam cinta
: bedebah!
kuhibahkan kata-kata sampah ini untuk kalian serapah
seperti udara tak berujud yang menyentuhmu sebagai dingin
kawan, rindu ini adalah kegelapan yang merambati malam dalam diam
tak kuasa kaureka: seringai monster ataukah senyuman serigala?
tapi sumsum tulang-tulangmu sudah bisa rasakan getir gigitannya
lihatlah! tapak kakimu kini bergetar ragu-ragu
relung-relung kalbumu pun munajat dengan suara gagu
: Tuhan, tertawai aku!
kawan, rindu adalah lolongan cinta yang meratapi takdirnya
tidakkah kaudengar? riuhnya memekakkan telinga para tuli
gemuruhnya membuat jengah bibir para bisu tuk berkata-kata
dan amuknya bikin mata para buta tak sabar tuk istirah
kawan, tidakkah kausaksikan? rindu adalah tarian hati yang terpapar kutukan
menjadi binatang jalang di belantara mimpi dan imajinasi
kebebasannya adalah kejujuran
kejahatannya hanyalah kesombongan
namun hukum-hukum dunia jelas bukan altar persembahan bagi ketaatannya
maka, jika cinta ini sebuah dosa, kawan, bukanlah hakmu menghakimiku
dan jika cinta ini sebuah kejahatan, bukan pula pasungmu yang kan penjarakanku
saat seorang lelaki tersungkur malu-malu dalam sujud rindu
kawan, biarlah desahan itu mengalir menuju ketersesatannya hingga jauh
: Tuhan, tertawai aku sesuka-Mu!