seperti Agastya yang menebar darma dari peraduan senja menuju fajar merah
demikian juga Bujangga Manik meninggalkan ibunya di istana
menampik kemolekan Ajung Larang hanya tuk saksikan indahnya kegaiban
menjenguk mandala di lereng-lereng reksa
merenungi aliran kehidupan di wajah sungai Ronabaya
arah adalah gugusan langkah yang menghubungkan titik-titik candra
tak ada beda sebagaimana masa lalu yang terbang menghampiri kekinian
atau masa depan yang berlari memeluk hari ini dengan penuh kerinduan
semuanya hanyalah manifestasi sebuah perjalanan
dari kealpaan menuju kesadaran
dari kegelapan menuju kemerjap dian
dari ketidakmampuan melupakan hingga kuasa memaafkan
dari keruhnya ingatan hingga jernihnya pertobatan
arah adalah gugusan langkah yang menghubungkan titik-titik candra
menjelmakan takdir sebagai garis hidup yang kasat mata
antara Sidoarjo dan Yogyakarta kini sejarah itu akan bermula
Yogya, 02-11-2011