letih sudah hati ini demi susuri jejak perjalananmu ya ukhti
demikian lamanya tak sua hingga serasa sebuah penantian tanpa jeda
andai boleh berandai, kuberandai tahu dimana ujudmu kini berada pasti
hingga masih bisa kuhibur malam dengan senandung bintang-bintang
dan kutemani siang dengan tari-tarianku bersama liuk ilalang
kedalam tiap tetes peluh yang jatuh, kuwisikkan sanjak rindu
kepada tiap bulir daki yang menghias kaki, kusematkan tanda kasih
percayalah, dia tak jauh lagi
jadi bersiaplah, untuk memaki-maki
”Hai ukhti! Jalang tak tahu diri!
Tak tahukah engkau, betapa hati ini telah kausakiti?”
