malam, tentang ketulusan dan ketegaran seorang perempuan
gerbang istanamu kuketuk kembali di kesunyian
maka bangkitlah! sambut kidungku dengan liuk tarianmu!
wahai jiwa-jiwa yang setia kepada sumpah
tahukah engkau siapa itu cinta?
dialah yang tak lagi bertanya mengapa
saat kekasih membagi hati tuk keindahan yang tak pernah dikehendakinya
meski retak sudah itu cincin pengikat kata percaya
meski robek sudah itu burdah pembungkus kata setia
sayap patahnya tak kuasa menaklukkan cinta tuk terus tersenyum melafalkan doa:
Tuhan, ketergelinciran hati yang sesaat, jangan pernah buat hatiku melupakan nikmat
jadikanlah, Tuhan, tiap perih lukaku yang menyayat sebagai obat
sembuhkan hati dari segala lara yang sempat menjarah hasrat
jadikanlah, Tuhan, tiap tetes airmataku yang tumpah sebagai mantra
padamkan amuk dendam dan kobaran api kebencian
oh Tuhan, jadikanlah tiap bulir peluhku yang jatuh sebagai suluh
terangi sukma dengan keikhlasan dan rasa syukur hanya kepada-Mu
dan biarlah yang lalu, kukubur dalam bagian tergelap pusara jiwaku
demi ridha-Mu dan nyanyian malaikat kecil yang Engkau titipkan padaku
wahai jiwa-jiwa yang setia kepada sumpah
tahukah engkau siapa itu cinta?
ya, dialah yang tak lagi bertanya mengapa
karena harapan dan masa depan terlampau indah tuk dikorbankan
