by Nyong ETIS

BERANDA   -    BILIK BACA   -    RUANG ISTIRAH   -    TELAGA SUNYI   -    NEGERI DI ATAS AWAN

SAJADAH AIRMATA

mengapa senyum itu menyapa
saat ingatanmu menyebut sebuah nama?
walau bibirmu terkatup sempurna
kutahu engkau malu untuk mengakuinya
bahwa kerinduan itu masih saja setia
sembunyi di balik rerusuk tak kasat mata

wahai peziarah, mengapa tak kausebut saja namanya?
mengapa harus kaueram di kesunyian sana?
mengapa harus kauleram gelegaknya biar tak membuncah?
apakah engkau malu bila bata-bata pertobatanmu kembali runtuh?
apakah engkau malu bila lembaran baru hidupmu kembali keruh?

tahukah engkau apa itu cinta, wahai peziarah?
saat ujudmu sirna dalam sebuah sujud di atas sajadah
menginsyafi kerapuhanmu sebagai seorang sahaya
hanya bisa menitikkan airmata
di antara sedu-sedan perasaan yang berkata
: Tuhan, bukan harus yang paling kuinginkan
tetapi yang menurut-Mu terbaik untuk bisa kuperankan

wahai peziarah, jika cinta ini yang kaupersaksikan
maka biarlah ia tetap tereram
maka biarlah ia tetap terleram
hingga sajadahmu masih bisa mendengar sebuah ratapan
: Tuhan, di hadapan-Mu aku masih saja telanjang seperti dulu
malu aku, Tuhan, malu

Sidoarjo, 4/5/2018