by Nyong ETIS

BERANDA   -    BILIK BACA   -    RUANG ISTIRAH   -    TELAGA SUNYI   -    NEGERI DI ATAS AWAN

Sikap Muslim Terhadap Para Sahabat Rasulullah Saw.

Seorang ulama Andalusia bermazhab Malikiyah, al-Qadi Abu Bakr b. al-'Arabi (468/1076-543/1148), dalam kitabnya Al-'Awasim min al-Qawasim fi Tahqiq Mawaqif al-Sahabah ba'd Wafat al-Nabi Saw. memberi penegasan sangat menarik tentang wajibnya seorang Muslim memberi penghormatan dan kecintaannya kepada para sahabat Rasulullah Muhammad Saw. Menurutnya, integritas kemuliaan mereka telah mendapatkan penahbisan dari Allah dan Rasulullah secara langsung. Dalam banyak ayat, di antaranya disebut dalam Ali Imran (3:110) dan al-Tawbah (9:100). 

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ 
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah ..." 

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ 
"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar."

Rasulullah Muhammad Saw. juga bersabda:

لا تسبوا أصحابي فوالذي نفسي بيده لو أن أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا ما أدرك مد أحدهم ولا نصيفه
"Janganlah kalian mencela para sahabatku! Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, jikalau seseorang di antara kalian berinfaq emas segunung Uhud, nilainya (di sisi Allah) tidak akan dapat menyamai keutamaan salah seorang di antara sahabatku, bahkan tidak sampai separuhnya."

Penegasan ini mengingatkan kaum Muslim untuk menjaga hati dan lisannya agar tidak tergelincir pada sikap dan perilaku yang menyelisihi perintah Allah dan rasul-Nya Muhammad Saw. Kita patut berlepas diri dari siapapun yang berbuat melampaui batas dengan melakukan pencelaan apalagi sampai mengkafirkan sahabat Nabi Saw. 

Al-Qadi Abu Bakr b. al-'Arabi di akhir tulisannya di kitabnya tersebut kembali menukilkan ucapan Khalifah Harun al-Rashid ketika diminta mengomentari perselisihan yang terjadi di antara para sahabat pasca wafatnya Rasulullah Muhammad Saw., yaitu dengan mengutip firman Allah Swt. dalam surah al-Baqarah (2:141):

تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Itulah umat yang telah lampau; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan dimintai pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan."

Semoga Allah Swt. menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang mencintai Rasulullah Muhammad Saw. dan juga para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum.