by Nyong ETIS

BERANDA   -    BILIK BACA   -    RUANG ISTIRAH   -    TELAGA SUNYI   -    NEGERI DI ATAS AWAN

MENUNGGU WAKTU

seperti ingatan pada dedaunan Maple yang luruh
di penghujung sebuah musim gugur tanpa ada engkau di sisiku
tidakkah pergantian hari tetiba menjadikan Rabu berubah kelabu?
saat kusaksikan kemerjap manik matamu pergi menjauh
sementara genggamanku masih merasakan hangat jemarimu

: duhai Yang Maha Rindu
ketika itu, Engkau seolah kembali memalu godam duniaku hingga runtuh
tapi apa kuasaku?
kecuali, lagi-lagi, hanya bisa berpasrah utuh
demi memelihara prasangka baik pada maksud dari Kekasihku
bahwa Dia ingin menyadarkan seorang sahaya tentang arti kata rapuh

maka kepada bayu yang membisikkan kata-kata bersama gemuruh guruh
tanyalah Layla binti Mahdi dan Qays bin Mulawwah yang hatinya beradu gaduh
mengapa kematian di hadapan cinta bisa runduk tersipu-sipu malu
sedangkan kehidupan bisa takluk dalam tatapannya yang begitu kukuh

: duhai Yang Maha Rindu
memang kepada siapa lagi peziarah harus mengaduh
tentang terangnya kelam dan sunyi yang selalu riuh
bukankah dalam surah Kisah-kisah Engkau telah mengajakku
agar bisa mendengar cahaya hari yang berkidung begitu merdu
dan melihat hitamnya malam yang menari dalam alunan syahdu
maka apa lagi yang tersisa, duhai Engkau Yang Maha Tahu
kecuali menunggu sang waktu datang bertamu
menyentuh sukmaku sembari ingatkan bahwa sudah tiba saatnya bertemu

: duhai Yang Maha Rindu
masa depan ketiga buah hatiku, dalam jaminan-Mu

Sidoarjo, 6/3/2020
in memoriam Yampri Hardini (4/7/1990 - 6/3/2019)