by Nyong ETIS

BERANDA   -    BILIK BACA   -    RUANG ISTIRAH   -    TELAGA SUNYI   -    NEGERI DI ATAS AWAN

CERITA DAN TAWA

kubasahi kembali bibirku dengan sebuah frasa 
: entah dikau namakan apa 
aih, adakah ini bagian dari pertanda?
bukankah masa lalu itu telah demikian jauh 
lantas mengapa ia masih membisik lirih bersama bayu 
saat tatapanku terantuk pada tempat itu 
di mana ujudnya seolah tengah duduk di sana 
mengeja larik-larik kerinduan pada seulas wajah 
yang terlihat mulai lelah menelanjangi dirinya di altar cinta 

Tuhan, lelaki itu telah memungkasi cerita-cerita rahasia
demi menginsyafi kefanaan yang menyingkapkan hakikatnya
hingga tak lagi ia menubuhi letih 
mengejar jaminan-jaminan-Mu yang sudah pasti
meski dalam istirah masih saja ia sering alpa
bagaimana menyenandungkan asa dengan hati utuh berserah

Tuhan, lelaki itu hanya seorang peziarah
yang menjalani hidupnya seraya tak pupus menduga 
bahwa Engkau tengah menertawainya
maka di sunyi temaram malam ini
bersama bait-bait Abu Fadhl-Mu sang kekasih
yang selalu dirapal sebagai mantra pengusir sepi
: ada lakon apa lagi?

bibir badut lusuh kembali basah dengan sebuah frasa 
: aku pasrah

Surabaya, 9/8/2020