: entah dikau namakan apa
aih, adakah ini bagian dari pertanda?
bukankah masa lalu itu telah demikian jauh
lantas mengapa ia masih membisik lirih bersama bayu
saat tatapanku terantuk pada tempat itu
di mana ujudnya seolah tengah duduk di sana
mengeja larik-larik kerinduan pada seulas wajah
yang terlihat mulai lelah menelanjangi dirinya di altar cinta
Tuhan, lelaki itu telah memungkasi cerita-cerita rahasia
demi menginsyafi kefanaan yang menyingkapkan hakikatnya
hingga tak lagi ia menubuhi letih
mengejar jaminan-jaminan-Mu yang sudah pasti
meski dalam istirah masih saja ia sering alpa
bagaimana menyenandungkan asa dengan hati utuh berserah
Tuhan, lelaki itu hanya seorang peziarah
yang menjalani hidupnya seraya tak pupus menduga
bahwa Engkau tengah menertawainya
maka di sunyi temaram malam ini
bersama bait-bait Abu Fadhl-Mu sang kekasih
yang selalu dirapal sebagai mantra pengusir sepi
: ada lakon apa lagi?
bibir badut lusuh kembali basah dengan sebuah frasa
: aku pasrah
Surabaya, 9/8/2020