duh Gusti, sahaya-Mu hari ini menangis lagi
yang meluap sebagai marah, bukannya air mata
karena sejak dua kali sayapnya Engkau renggut paksa
ia telah ikut tiada
maka ketika melihat bocah-bocah
yang tak kuasa ia asuh sebagaimana mestinya
luapan amarah itu kian menjarah
hingga sering terfikir, kehidupan kubur mungkin lebih indah
Tuhan, mengapa rasa kalah ini terus berpijah
bersama keterbatasan dan kelemahan yang meraja
sebenarnya di kefanaan ini apa yang tersisa
hingga bidak-Mu masih saja melata meski lelah
Sidoarjo, 2/11/2022