Kata adalah altar Sang Maha Indah dimana pemuja Sang Maha Cinta mengkidungkan kerinduannya.
Tiap manusia secara kodrati sudah dianugerahi potensi dan daya estetika dalam dirinya. Ia bisa mengeksplorasi, mempresentasikan, dan menikmati keindahan yang dirasakan atau diimajinasikannya. Soal apakah hasilnya tidak memenuhi standar para ‘bangsawan seni’, tak begitu menjadi soal. Toh, setiap orang bisa memahami dan merasakan lezatnya keindahan yang hanya bisa disentuh oleh nalar atau intuisinya. Seperti ilalang, yang menginsyafi diri tak sanggup memeluk awan, cukuplah dengan kecupan embun di setiap pagi ia bisa mencumbui cinta dan kelembutan.
Tiap manusia secara kodrati sudah dianugerahi potensi dan daya estetika dalam dirinya. Ia bisa mengeksplorasi, mempresentasikan, dan menikmati keindahan yang dirasakan atau diimajinasikannya. Soal apakah hasilnya tidak memenuhi standar para ‘bangsawan seni’, tak begitu menjadi soal. Toh, setiap orang bisa memahami dan merasakan lezatnya keindahan yang hanya bisa disentuh oleh nalar atau intuisinya. Seperti ilalang, yang menginsyafi diri tak sanggup memeluk awan, cukuplah dengan kecupan embun di setiap pagi ia bisa mencumbui cinta dan kelembutan.