renjana yang mampu membuat peziarah berpetualang
menikmati waktu tanpa memikirkan kapan harus pulang
menyecupi wangi-wangi bunga yang berikan kehangatan
menjadi lelaki seolah berkah yang takkan berkesudahan
ya, ada yang hilang
meski renjana itu kutahu masih berjaga di kedalaman
tapi ia memilih diam, tak berucap, hanya mengerling isyaratkan kerinduan
aih, apakah ia tengah berempati pada karibnya yang malas untuk berbincang?
sampai kapan?
entahlah, mungkin ia menanti saat kejalangan tak sanggup lagi menahan kebekuan
Tuhan, Engkau tahu sahayamu yang bengal ini
dan Engkau tahu kemana ia berujung jika tiada yang menyudahi
: tak sekalipun aku meragukan-Mu, duhai Rahasia hati yang merintih perih
Sidoarjo, 4/1/2020