purnama sudah berlalu, gumamku
lantas, apa yang tersisa dari rindumu?
ia melempar pandang ke kejauhan
di antara kerlip yang menghias kegelapan
seolah tengah mencari seulas wajah
dan sebuah nama
masa lalu yang indah?
tanyaku di sampingnya
ia mengangguk perlahan
mengiring sebuah helaan nafas tertahan
seketika kutersadar, ini akan jadi malam yang panjang
menata kembali kata-kata
menyusun ulang bata-bata logika
pada bangunan abstrak yang sempat goyah
karena disrupsi pandemi yang memaksakan jeda
jadi kapan kita mulai lagi?
aku tersenyum menimpali
bukankah tanya ini seharusnya engkau yang menjawabi?
iapun mendengus letih
seperti menyumpahi situasi yang di luar kendali
apa kita masih punya waktu?
kedua bahuku isyaratkan tidak tahu
aku sudah cerita padamu
bahwa mimpi itu sudah terjadi satu demi satu
maka, suatu saat pasti tiba juga giliranku
anak-anakmu gimana?
jari telunjukku tengadah
Tuhan ...
Sidoarjo, 26/7/2021