by Nyong ETIS

BERANDA   -    BILIK BACA   -    RUANG ISTIRAH   -    TELAGA SUNYI   -    NEGERI DI ATAS AWAN

ORA

kata ini, sengaja kuawalkan di sanjak penghiburan 
karena apalagi yang bisa kuberi, selain rasa yang disenandungkan
oleh sunyinya alfabeta yang menubuhi makna
dengan denyutnya yang meremangkan sukma
duhai engkau yang bernama, yang kusebut tanpa suara
inilah setangkup asa, dalam doa yang kurapal seperti mantra

pada sepasang telaga jernihmu kusaksikan ya
pada beningnya pualam wajahmu ada ma
pada lapit memerah yang engkau kulum sembunyi di
pada titik-titik pendakianmu tersematkan pa
pada lekuk hamparan bertapakmu menari ti
keindahan yang menggemakan raung aksa
kerinduan yang memercikkan api sasmaya

duhai engkau yang bernama, yang kusebut tanpa suara
lihatlah peziarah itu dengan memejamkan mata
dengar kidungnya sembari menutup telinga
lalu biarkan udara yang menafasimu menjadi kata-kata
yang berbisik tentang luka-luka
sebagian mengering, sebagian masih bernanah
 
itulah w yang tak 
itulah u yang ndak
itulah s yang nggak
inilah o yang moh
inilah r yang beh
inilah a yang gah

maka, kawan, entah suka atau tertawa
bacalah ketika engkau mengajukan tanya
di setapak jalan mana peziarah belajar melangkah?

manungsa ana laline, mangka becik yen pada eling pailing
ora laku sengit, mung nyawiji ning katresnan
ora doyan padu, mung ngajak bali
ora nggolek mungsuh, mung nambah sedulur
ora arep-arep lungguh, mung karep nglungguhna
ora rebut njupuk, mung bungah melu menehi
memayu hayuning bawana
Sidoarjo, 8/8/2021