kepadamu yang tengah begadang larik ini kubingkiskan
sebagai ganti ketakhadiran tuk memelukmu dalam kehangatan
karena ada batasan kepatutan yang seolah mengingatkan
bahwa peziarah tak lebih hanya jalang kurang ajar yang mengaku kesepian
meski pernah di masanya
lelaki itu melampau yang tak semestinya
atas nama apa?
atas alasan apa?
jika disebut cinta, betapa sumir keindahannya
karena yang tersisa tak ubahnya lara tanpa jeda
maka ketika engkau bertanya
: sering insomnia?
ah dikau, bahkan untuk mengapa
bukankah jawabannya sudah terbaca begitu mudah?
karena dalam hati, peziarah merasa sedang bicara dengan sesamanya
Sidoarjo, 13/1/2022