by Nyong ETIS

BERANDA   -    BILIK BACA   -    RUANG ISTIRAH   -    TELAGA SUNYI   -    NEGERI DI ATAS AWAN

TEH HANGAT

di ruang sunyi itu mereka mungkin bisa bersua
meski sepertinya hanya lewat lirih suara
atau sesekali akan berbagi visual wajah
karena metaverse belum lagi tersedia
membantu melipat jarak secara mudah
berbonus sensasi kedekatan bahkan sentuhan seolah nyata
tapi untuk apa?
bukankah tiada kata-kata yang harus dianyam bersama-sama?
entah menjadi kalimat atau sekedar frasa
entah menjadi paragraf atau bahkan sebuah cerita
lantas apa perlunya?
ketika lipatan-lipatan rahasia telah terungkap seiring perjalanan usia
dan dewasa menjadi nama lain dari percik cemburu pada keluguan para remaja
saat di mana peziarah menemukan zona nyaman dengan tak banyak bicara
sebab lagi-lagi, ia merasa sudah terlampau kenyang dengan kata-kata

tanpa diundang, serpihan-serpihan kenangan acapkali tiba
mengingatkan tentang selaksa suara yang bisa tergantikan hanya dengan sekerling mata
tentang berbuih-buih kata yang cukup terwakili oleh sebuah kecupan sebelum berangkat kerja
pun tentang tempiar rasa yang sontak leram dalam pelukan bersama lerahnya laung penat dan lelah
titik di mana peziarah membenarkan Junaid Baghdadi berpepatah
man lam yadzuq lam ya'rif,
ujarnya dengan indah

di ruang sunyi itu mereka mungkin bisa bersua
untuk apa?
perlunya apa?
peziarah tertawa
menyadari bahwa kemewahan hidup yang ia damba
tak lebih dari secangkir teh hangat bisa tersedia di atas meja

Sidoarjo, 18/1/2022