bukan kekasih itulah peziarah
merundung rasa yang terlanjur maju selangkah
sementara sang ratu terlihat mundur sebaliknya
usai bidak jelata tak tahu diri mengutarakan hasratnya
duhai Engkau Yang Senantiasa Hadir
ketelanjangan sahaya-Mu seolah kembali ke titik nadir
mengeja senja sebagai keindahan yang menggurat luka
ilalang pasti tertawa saat semburat jingga merona langit rebah
terbayang kisah-kisah yang belum bicara
sembunyi di lipatan waktu yang bernama sejarah
entah akan berbisik atau membisu selamanya
bukankah cerita memang tak harus dibagikan semua?
seperti Musdalifah sebelum lampu merah
di setiap pagi, setia menunggu rekah senyum sang surya
walau tersadari, peraduannya tetap sunyi saat petang tiba
aih, duhai Penggenggam Sukma, inikah garis takdir peziarah?
Sumenep, 30/3/2022