jejak genangan air hujan masih belum hilang
pun beban yang seolah setia memeluk pundak ringkih ilalang
seperti Terendap Laraku yang sayup-sayup mengalunkan sebersit kenangan
di tepi halaman ia tepekur menyaksikan langit yang diam dengan kemuraman
Tuhan, indah bukan?
menyaksikan peziarah menertawai sebuah peta jalan
rangkaian titik-titik keabadian yang disebut kefanaan
Tuhan, indah bukan?
betapa rintik-rintik kristal yang jatuh bisa menjadi selimut kehangatan
tuk menemani dinginnya keheningan
dan menyembunyikan getirnya rintihan tak terucapkan
Tuhan, indah bukan?
Sidoarjo, 21/3/2022