lama tak kudengar kabarmu
berbisik sunyi lewat larik-larik kalbu
yang entah ke hati siapa pesannya sengaja engkau tuju
tapi bagiku, selalu saja sama
ia seperti lukisan rasa yang hadir bersama kata-kata
hanya untuk bisa terbaca tanpa mampu terjamah
adakalanya, kepada kawan kusimak engkau berkisah
meski kutahu, ceritamu lebih banyak melangit sebagai doa
jalan tengah antara asa dan kesah
kompromi pragmatis seorang peziarah
yang akhirnya kudapati telah insyaf dan mengaku kalah
: sampai di sinikah?
sekali pernah aku bertanya
dan reaksimu tetap saja bikin kesal di dada
hanya tertawa
dan seringai bajingan paruh baya
kini 2022 akan tiba
tahun yang kaunamai Losing Grip in Confusion tinggal beberapa hari saja
jujur, penasaranku belum pupus seutuhnya
tentang jawaban untuk sebuah kalimat sederhana
: dengan siapa akan kausua?
walaupun lagi-lagi kesal itu buncah
: maaf, sibuk muroja'ah
kaulambaikan al-Adhkar al-Nawawiyah
dan aih, tokek di kamar sebelah tetiba bersuara
: riya! riya! riya!
sontak tawaku pecah
dan ketika engkau mulai malas menanggapi
yeps, segera kusudahi
karena soal diam, kutahu dirimu paling bisa menikmati
jadi cukuplah kiranya isyarat perihal ini terpahami
dari lirik lagu yang engkau bagi
leave the battlefield
yet its horrors never heal
coming home from war
pieces don't fit anymore*)
Sidoarjo, 28/12/2021
*) Confusion by Metallica